Penjual Pisang

Siang tadi di kantarvada seorang penjual pisang yang mencariku, karena dia pernah berjanji akan membawakan dagangan pisangnya, beragam pisang yang di jualnya. Ada pisang Muli, Pisang Ambon, pisang Kepok juga ada pisang sereh...

Ada kisah sedih di balik penjual pisang ini, pedagang/penjual pisang ini dulunya adalah pasienku, awalnya dia mengeluh sering lemes dan lain lain... ketika aku priksa dan ku cek laboratorium ternyata pedagang pisang ini syok mendengar tentang penyakitnya, bukannya semakin membaik setelah di beri obat tapi justru keluhan lainnya datang dan kadar gulanya juga tambah tinggi, kugali ulang cerita dari pasien ternyata kudapatkan bahwa si pedagang tadi merasa stress setelah mengetahui sakitnya dan hal itulah yang memicu naiknya kadar gula darahnya sehingga keluhan keluhan lain bermunculan..

Melihat kondisinya yang seperti itu akhirnya aku upayakan untuk memberikan konseling di sela sela banyaknya pasien yang mengantri, maklum saja karena saya bekerja di sebuah puskesmas di pedesaan yang rata rata kehidupan ekonominya kurang baik... sehingga masyarakat lebih suka ke puskesmas yang biaya berobatnya di gratiskan oleh pemerintah dibandingkan ke dokter praktek atau praktek tenaga kesehatan yang lain, karena disini belum ada larangan untuk tenaga kesehatan selain dokter untuk berpraktik layaknya dokter.

Setelah kuberikan konseling dan edukasi pedagang pisang tadi tampak sedikit lega dan sedikit optimis terhadap sakitnya, walaupun hanya sedikit perubahan yang kulihat tapi saya yakin perubahan yang besar kearah yang lebih baik akan dicapai oleh pedagang pisang ini, dan itu terbukti saat ini, dia sangat ulet dalam membantu suaminya mencari nafkah.. diapun tampak bersemangat menjajakan dagangannya... ada semangat baru dalam dirinya, gula darahnya pun cenderung stabil, saya bangga sekali dengan pasien saya yang satu ini... Dari kondisi terpuruk karena stress dengan penyakitnya kini dia bisa bangkit lagi...